Seleksi Telur Tetas Ayam
Seleksi Telur Tetas Ayam

Oleh : Sustina (Wasbitnak BPTU HPT Sembawa)

 

Seleksi telur tetas ayam adalah kegiatan untuk memilih telur tetas ayam yang sesuai kriteria untuk ditetaskan, sehingga bisa menghasilkan DOC yang berkualitas baik dengan daya tetas yang tinggi. Apabila tidak dilakukan seleksi, maka akan menyebabkan daya tetas rendah, telur lambat atau tidak menetas sama sekali, karena berasal dari telur yang terlalu besar, retak, kerabang tipis, dan abnormalitas telur lainnya. Selain itu, jumlah DOC yang dihasilkan tidak seragam ukurannya, ataupun banyak yang cacat.

Kriteria seleksi telur tetas ayam meliputi komponen, berat, bentuk, dan kondisi kerabang. Penjabarannya sebagai berikut:

  • Berat telur sesuai dengan berat rumpun ayam.
  • Bentuk telur yang baik umumnya oval, tidak terlalu lonjong ataupun bulat.
  • Kerabang telur bersih dan utuh, tidak retak.
  • Kerabang halus, tidak kasar, tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal.

 Adapun tahapan seleksi sebagai berikut:

  • Siapkan alat yang diperlukan, yaitu mesin tetas setter, timbangan, pensil untuk penanda kelompok/rumpun ayam, dan lap bersih.
  • Periksa catatan asal telur dan jumlah telur yang akan diseleksi.
  • Seleksi telur sesuai kriteria.
  • Catat jumlah hasil seleksi.
  • Pisahkan telur yang diafkir.
  • Masukkan telur tetas ke dalam ruang fumigasi.
  • Setelah difumigasi, masukkan telur tetas ke ruang penyimpanan telur tetas bersuhu rendah, maksimal tujuh hari.
  • Susun telur hasil seleksi sesuai umur dan rumpun ayam.

 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses seleksi, adalah:

  • Asal telur harus diperiksa, dipastikan dari kandang yang ada pejantannya (harus fertil).
  • Umur induk. Biasanya, telur di bawah umur 25 minggu belum bisa dijadikan telur tetas, karena bobot telur belum memenuhi kriteria.
  • Telur afkir yang terlalu banyak, karena kotor, retak, abnormal, harus dievaluasi secara berkala. Jika ditemukan kondisi ketidakwajaran (jumlah telur afkir terlalu banyak), maka harus dilakukan perbaikan, sesuai hasil evaluasi.

Recording pada seleksi telur tetas sangatlah diperlukan. Poin yang perlu dicatat dalam recording telur meliputi tanggal tetas, asal kandang, jenis/rumpun ayam, tanggal tetas induk, jumlah telur yang diseleksi, jumlah telur hasil seleksi, jumlah telur yang diafkir, telur masuk dan keluar serta stock pada ruang penyimpanan, serta distribusi telur tetas (jumlah yang masuk ke mesin tetas, jumlah telur yang dijual, dan lain-lain).

Apabila telur telah melalui tahapan seleksi, maka dapat dilakukan setting telur ke dalam inkubator/mesin setter (sampai umur 18 hari). Selama waktu tersebut, perlu dilakukan candling telur maksimal 18 hari untuk memisahkan telur infertil, telur yang embrionya mati, dengan telur tetas yang masih dalam kondisi prima. Setelah dilakukan candling, maka telur yang embrionya masih hidup dapat dipindahkan ke mesin hatcher (umur 19-21 hari).



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)