Inseminasi Buatan (IB) ayam adalah Teknik mengawinkan
secara buatan dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan
dengan NaCl Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang
sedang berproduksi. Menurut Suryana dan Rohaeni (2006) fertilitas telur
hasil IB lebih tinggi dibanding perkawinan alami.
Inseminasi buatan pada unggas merupakan salah satu
teknologi yang diharapkan dapat memperbaiki produktivitas ayam, dan
merupakan teknik yang berharga dalam industri peternakan unggas maupun
dalam riset penelitian. Dengan sistem ini dapat diprogramkan upaya untuk
mendapatkan bibit dan DOC (day old chick) dalam jumlah banyak dengan
umur sama dalam waktu pendek.
Keuntungan IB pada Ayam
Penggunaan pejantan relatif lebih sedikit, sehingga lebih
efisien. Pada perkawinan alam setiap 100 ekor betina membutuhkan 8-10
ekor pejantan, tetapi pada perkawinan secara IB hanya membutuhkan 3-4
ekor pejantan, ini disesuaikan dengan kebutuhan sperma untuk jumlah
tertentu dari ayam betina yang dipelihara.
Memungkinkan pelaksanaan perkawinan silang untuk
menciptakan galur baru bibit ayam dan usaha memperbaiki genetik ayam
secara akurat.
Memudahkan seleksi dan persilangan antar induk berkualitas, sehingga dapat dihasilkan anak ayam unggul tujuan tertentu.
Mempertahankan sifat keuntungan yang baik. Sifat yang
baik dari pejantan dapat dipertahankan kemudian dikembangkan dan
disebarluaskan kepada peternak lain yang membutuhkan.
Memungkinkan dilakukan persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit melakukan perkawinan secara alami.
Memudahkan pencatatan perkawinan : pejantan yang dipakai,
betina yang diinseminasi, daya tetas, fertilitas. Silsilah dari bibit
yang dihasilkan dapat ditentukan dari awal.
Diketahui Induk yang memiliki fertilitas yang unggul
Dapat menghasilkan anak ayam dalam jumlah banyak,
seragam, dalam waktu relatif singkat, yang artinya mempercepat proses
regenerasi.
Bahan dan peralatan IB ayam mudah didapatkan.
Pelaksanaannya mudah
Telur tetas yang dihasilkan lebih bersih
Kekurangan IB pada Ayam
Kualitas semen ayam cepat menurun pada kondisi alam udara terbuka.
Membutuhkan peralatan ekstra sehingga peternak mengeluarkan biaya tambahan
Apabila penampungan semen tidak hati-hati, maka ada kemungkinan penyebaran penyakit melalui sperma yang bercampur feses.
Jika penanganan semen pejantan tidak hati-hati, maka
fertilitas telur tetas rendah. Biasanya hal ini muncul karena proses
koleksi semen kurang bersih, semen disimpan terlalu lama dalam tabung
kaca sejak dikoleksi, atau pengenceran yang digunakan sudah rusak.
Apabila tidak hati-hati, pelaksanaan deposisi semen
dengan spuit 1 ml pada saluran reproduksi betina dapat menimbulkan luka
sehingga mengganggu produksi telur.
Tulis Komentar